Membaca Al-Quran di Kuburan Untuk Dihadiahkan

Alhafidz Jalaluddin Assuyuthi di dalam kitabnya yang berjudul Syarhusshuduur Bi Syarhi Halil Mauta Wal Qubur, di bab khusus yang bertitel Babu fi qiroatil qur’an lilmayyit au alal qubri (bab menjelaskan pembacaan alquran untuk mayit atau di pekuburan). Hal itu masyru’ dari Rasulullah berdasarkan hadits

أخرج ابوالقاسم سعد بن علي الزنجاني في فواعده، عن أبي هريرة قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ” من دخل المقابر ثم قرأ فاتحة الكتاب و قل هو الله أحد وألهاكم التكاثر ثم قال اللهم إني جعلت ثواب ما قرأت من كلامك لأهل المقابر من المؤمنين والمؤمنات كانو شفعاء له إلى الله تعالى

meriwayatkan hadits Abul Qasim Sa’ad bin Ali Azzanjaani di dalam kitab fawaid nya, dari Abi Hurairah Berkata : Rasulullah S.A.W bersabda : Barang siapa memasuki pekuburan, kemudian membaca Alfatihah, qul Huwallahu ahad dan Alhakumuttakatsur, kemudian berdoa : Ya Allah sesungguhnya aku menjadikan pahala dari apa-apa yang aku baca dari kalam Mu aku peruntukkan untuk para ahli kubur dari orang-orang mu’min laki-laki dan perempuan, maka para ahli kubur itu akan menjadi penolongnya di hadapan Allah.

Riwayat senada dengan jalan marfu’

وأخرج ابو محمد السمرقندي في فضائل (قل هو الله أحد) عن علي مرفوعا ” من مر على المقابر وقرأ قل هو الله أحد إحدى عشرة مرة ، ثم وهب أجره للأموات أعطي من الأجر بعدد الأموات ”

dan meriwayatkan Abu Muhammad Assamarqandi didalam fadhilah-fadhilah nya Qul Huwallahu Ahad dari Imam Ali dengan jalan marfu’ ” Barang siapa melewati pekuburan dan membaca Qul Huwallahu Ahad sebelas kali, kemudian memberikan pahalanya kepada orang-orang yang mati, maka dia akan diberi pahala sesuai dengan hitunganya orang-orang yang mati.

Next ..

وأخرج الخلال في الجامع عن الشعبي قال : كانت الأنصار إذا مات لهم الميت اختلفوا الى قبره يقرأون القرأن

dan meriwayatkan Imam Al kholal di kitab Al Jami’ dari Asya’bi berkata : Adalah sahabat anshar, bilamana ada orang mati mereka bergantian ke kuburnya untuk membacakan Alquran.

Dan masih banyak riwayat-riwayat senada yang di kupas tuntas oleh Al Hafidz Al Imam Jalaluddin As Suyuthi di dalam kitabnya Syarhussudhur, kebetulan yang ana punya cetakan Dar Al Kutub Al Ilmiyyah Beirut Tahun Cetak 1997 / 1418.

Semoga ini bisa memantabkan hati saudara-saudara semua

TANGGAPAN

Hadits yang pertama, saya seach di program “As-syamilah” yang 16 Gb tidak ditemukan sanadnya. Hanya secara makna sama dengan hadits yang kedua berikut penjelasnnya :

من مر على المقابر وقرأ قل هو الله أحد إحدى عشرة مرة ، ثم وهب أجره للأموات أعطي من الأجر بعدد الأموات »

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Abu Muhammad As-Samarqandy dalam Kitab “Fadhail surat Al-Ihlash”  (juz 1 / hal 54) dengan sanad berikut,

حدثنا أحمد بن إبراهيم بن شاذان ، ثنا عبد الله بن عامر الطائي ، حدثني أبي ، ثنا علي بن موسى ، عن أبيه ، موسى ، عن أبيه ، جعفر ، عن أبيه ، محمد ، عن أبيه ، علي ، عن أبيه الحسين ، عن أبيه علي بن أبي طالب قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم « من مر على المقابر وقرأ قل هو الله أحد إحدى عشرة مرة ، ثم وهب أجره للأموات أعطي من الأجر بعدد الأموات »

Pada sanadnya ada Rawi bernama Abdullah bin Amir atau suka disebut Abdullah bin Ahmad bin Amir yang menerima dari bapaknya lalu menerima dari Ahlu Bait, Para ulama hadits menjelaskan naskah sanad seperti itu adalah naskah “maudlu’ (palsu) dan batil” sebagaimana dijelaskan oleh Imam Adz-Dzahabi dalam Mizanul I’tidal (juz 4 / hal 59), Imam Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Lisanul Mizan (Juz 3 / hal 252), Imam Ibnu Al-Jauzi dalam Ad-Dhu’afa wal Matrukin (juz 2 / hal 115), Imam As-Suyuthi dalam dzail al-Ahaditsul Maudhu’ah dan Imam Ibnu ‘Iraq dalam Tanzih as-syari’atul-Marfu’ah ‘an ahadits syi’ah al-Maudhu’ah.

Oleh karena itu pantas Imam Al-Albani menilah hadits ini dengan “hadits bathil maudhu’” (Ahkamul Janaiz 1 /193)

Adapun hadits yang ketiga berikut penjelasannya,

وذكر الحلال عن الشعبي قال: كانت الانصار إذا مات لهم الميت اختلفوا إلى قبره يقرؤون القرآن

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dengan lafadz dan sanad berikut,

10953- حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ ، عَنِ الْمُجَالِدِ ، عَنِ الشَّعْبِيِّ ، قَالَ : كَانَتِ الأَنْصَارُ يَقْرَؤُونَ عِنْدَ الْمَيِّتِ بِسُورَةِ الْبَقَرَةِ. (مصنف ابن أبى شيبة باب ما يقال عِنْدَ الْمَرِيضِ إذَا حُضِرَ)

Telah menerangkan kepada kami Hafsh bin Ghiyats dari Al-Mujalid dari Sya’bi, ia berkata: Adalah Orang-orang Anshar membaca surat Al-Baqarah disamping mayit (orang sakit yang akan meninggal). (Mushannaf Ibnu Abi Syaibah dalam Bab “yang diucapkan disamping orang yang sakit ketika akan mati)

Juga diriwayatkan oleh Al-Marwazi dalam Bab “yang dibaca orang ketika sakit mendekati kematian dan yang dibaca disampingnya”

باب ما يقول الانسان في مرض الموت، وما يقرأ عنده

Pada sanadnya ada seorang Rawi yang bernama Al-Mujalid (Ibnu Sa’id) dia rawi dlo’if, Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Ashqalani dalam kitab “Taqribut-Tahdzib” menerangkan “ Tidak kuat, dan berubah ingatannya pada akhir usianya (pikun)”

Kalaupun hadits ini shahih, maka tidak bisa dibenarkan jika dijadikan dalil tentang membaca Al-Quran di kuburan, karena disimpan dalam Bab mengenai bacaan bagi orang yang sakit mendekati kematian.

Selain hadits-haditsnya dha’if bahkan batil dan maudu’ (palsu), juga bertentangan dengan hadits-hadits yang shahih, diantaranya sebagai berikut:

1.       Rasulullah saw mengajarkan kepada para sahabatnya ketika lewat ke kuburan dengan sebuah du’a yang khusus.

وعن بريدة – رضي الله عنه – ، قَالَ : كَانَ النبيُّ – صلى الله عليه وسلم – يُعَلِّمُهُمْ إِذَا خَرَجُوا إِلَى المَقَابِرِ أنْ يَقُولَ قَائِلُهُمْ : (( السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ أهلَ الدِّيَارِ مِنَ المُؤْمِنينَ وَالمُسلمينَ ، وَإنَّا إنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ للاَحِقونَ ، أسْألُ اللهَ لَنَا وَلَكُمُ العَافِيَةَ )) رواه مسلم

Dari Buraidah, ia berkata : Adalah Nabi saw mengajarkan kepada mereka (para sahabat) apabila mereka keluar ke kuburan hendaklah membaca: Assalamu ‘laikum Ahla diyar …. (HR Muslim)

Kalaulah membaca Al-Quran itu disyari’atkan pasti Rasulullah pun mengajarkannya kepada para Sahabat.

2.       Rasulullah melarang membaca Al-Quran di kuburan,

– لا تجعلوا بيوتكم مقابر إن الشيطان ينفر من البيت الذى يقرأ فيه سورة البقرة (ابن أبى شيبة ، وأحمد ، ومسلم ، والترمذى عن أبى هريرة)

أخرجه أحمد (2/284 ، رقم 7808) ، ومسلم (1/539 ، رقم 780) ، والترمذى (5/157 ، رقم 2877) وقال : حسن صحيح .

Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan, sesungguhnya syetan lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan surat al-Baqarah. (HR Ibnu Abi Syaibah, Ahmad no.7808, Muslim no. 780 dan At-tirmidzi no. 2877 dari sahabat Abu Hurairah)

Dalam hadits ini Rasulullah memerintahkan untuk membaca Al-Quran di rumah-rumah dan janganlah rumah dijadikan kuburan karena kuburan itu bukan tempat membaca Al-Quran.

3.       Membaca al-Quran dengan niat menghadiahkan kepada yang mati bertentangan dengan ayat-ayat al-Quran yang menerangkan tentang “amal yang didapatkan oleh setiap manusia adalah tergantung atas apa yang dia usahakan”

QS An-Najm : 39

وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى

Dan tidaklah manusia mendapatkan ganjaran kecuali atas apa yang telah dia usahakan

Mengenai tafsir ayat ini …. Kita jelaskan di pembahasan selanjutnya …

Tinggalkan komentar