“indah” relatif untuk manusia tapi tidak untuk Allah…
Ketika Dia melarang sesuatu,, artinya hal itu tidak disukai-Nya,,
jika Allah tidak menyukai-Nya,, artinya “sesuatu” itu tidak “indah”
Firman Allah:
“Dia menghalalkan bagimu yang baik-baik (at-thayyibat) dan mengharamkan bagimu yang jelek-jelek (al-khabaits)”
ketika seseorang memandang sesuatu “indah”, lalu Allah melarangnya…
kenapa kita masih memilih yang relatif bukankah sudah ada yang pasti???…
(relatif “indah”nya,, Pasti jeleknya)
bukankah kepastian itu tidak dapat dikalahkan dengan ketidakpastian???
pengetahuan manusia sangat terbatas…dibatasi dengan apa yang terlihat, terdengar dan terasa sehingga menjadi pemahaman dalam dirinya…
ahirnya pemahamannya terhadap sesuatu akan berbeda dengan yang lain,,,
karena lain pula yang dilihat, didengar dan dirasakannya
Allah memiliki sifat ‘Aliem (Maha Mengetahui) pengetahuan-Nya tidak terbatas dan dibatasi oleh apa pun…
Orang-orang yang melaksanakan aturan-aturan Allah adalah Orang-orang yang tidak mau dibatasi oleh apa pun…
Karena dia menyerahkan dirinya pada Pengetahuan Allah Azza wa Jalla…